Onryō (怨霊) adalah salah satu jenis roh dalam mitologi Jepang yang dikenal sebagai roh pendendam. Mereka adalah arwah yang mati dalam kondisi penuh kebencian, dendam, atau ketidakadilan, dan dipercaya memiliki kemampuan untuk kembali ke dunia orang hidup dengan tujuan membalas dendam. Onryō biasanya digambarkan sebagai roh perempuan yang meninggal karena pengkhianatan atau kekerasan, meskipun ada juga beberapa roh laki-laki yang dikategorikan sebagai Onryō.
Baca Juga : Hanako-san: Legenda Urban dari Jepang
Asal-Usul dan Sejarah
Konsep Onryō berasal dari kepercayaan kuno Jepang tentang hubungan antara dunia manusia dan dunia arwah. Orang Jepang pada zaman dulu percaya bahwa jika seseorang mati dengan perasaan negatif yang kuat, seperti kemarahan atau rasa sakit yang belum terselesaikan, roh mereka bisa menjadi Onryō. Dalam budaya ini, kematian yang tragis atau tidak wajar sering dianggap sebagai penyebab terbentuknya roh yang penuh dendam.
Onryō menjadi terkenal dalam cerita rakyat dan literatur Jepang selama periode Heian (794–1185). Salah satu kisah Onryō paling awal adalah kisah tentang seorang pangeran bernama Sugawara no Michizane. Seorang cendekiawan dan politisi yang dituduh melakukan pengkhianatan dan dibuang dari ibu kota. Setelah kematiannya, serangkaian bencana terjadi yang diyakini disebabkan oleh arwahnya yang penuh dendam. Untuk meredakan roh tersebut, akhirnya dia dipuja sebagai dewa dalam agama Shinto.
Ciri-Ciri Onryō
Onryō umumnya digambarkan dengan penampilan yang menyeramkan. Mereka sering muncul dalam bentuk yang sama dengan kondisi mereka saat meninggal, dengan wajah yang pucat, rambut panjang yang terurai, dan mata penuh kebencian. Dalam cerita tradisional Jepang dan film horor modern. Onryō sering kali mengenakan pakaian putih, yang merupakan pakaian kematian di Jepang. Gambaran ini diabadikan dalam film horor Jepang terkenal seperti Ringu (1998) dan Ju-on: The Grudge (2002). Di mana arwah wanita yang penuh dendam menghantui dan mencelakai orang yang hidup.
Kekuatannya
Kekuatan Onryō beragam, mulai dari kemampuan untuk menghantui dan menyebabkan ketakutan hingga membawa malapetaka, penyakit, atau bahkan kematian pada orang yang menjadi target dendam mereka. Dalam beberapa cerita, Onryō juga memiliki kekuatan untuk memanipulasi elemen alam, menyebabkan gempa bumi, badai, atau kebakaran. Karena kekuatan mereka yang besar, banyak ritual yang dilakukan untuk menenangkan Onryō dan mencegah mereka membalas dendam pada manusia.
Pengaruh dalam Budaya Populer
Onryō menjadi inspirasi dalam berbagai karya seni, film, dan literatur Jepang modern. Karakter Onryō muncul dalam film horor, drama, dan video game yang mengeksplorasi tema arwah pendendam. Beberapa film horor paling ikonik dari Jepang seperti Ringu dan Ju-on menampilkan Onryō sebagai pusat teror. Karakter Sadako dari Ringu dan Kayako dari Ju-on telah menjadi ikon horor internasional, memperkenalkan elemen mitologi Jepang kepada penonton global.
Selain film, Onryō juga menjadi bagian penting dalam permainan video horor seperti Fatal Frame, di mana pemain berhadapan dengan roh-roh pendendam yang mengerikan.
Cara Menenangkan Onryō
Dalam budaya Jepang, terdapat kepercayaan bahwa arwah pendendam seperti Onryō bisa ditenangkan melalui ritual-ritual tertentu. Ini bisa melibatkan doa, persembahan, atau bahkan mendirikan kuil untuk menghormati roh tersebut. Dalam beberapa kasus. Orang yang dihantui oleh Onryō juga bisa mencari bantuan dari biksu atau ahli spiritual untuk mengusir roh tersebut dan mengembalikan kedamaian.
Kesimpulan
Onryō adalah salah satu konsep roh paling menakutkan dalam mitologi Jepang, melambangkan kemarahan dan dendam yang tak terselesaikan dari dunia arwah. Kehadiran mereka dalam budaya dan seni populer Jepang menunjukkan betapa dalam kepercayaan ini tertanam dalam imajinasi masyarakat, dan meskipun berasal dari masa lalu. Onryō tetap menjadi elemen yang relevan dalam narasi horor modern.