Kuchisake-onna, atau “Wanita Bermulut Robek,” adalah salah satu legenda urban paling menakutkan dari Jepang. Cerita ini telah menghantui masyarakat Jepang selama beberapa dekade, dan kisahnya telah berkembang menjadi salah satu mitos paling terkenal di dunia.

Baca Juga : Tanuki: Legenda, Mitos, dan Kehidupan Nyata

Asal Usul Legenda

Legenda Kuchisake-onna pertama kali muncul pada periode Heian (794–1185), namun populer kembali di era 1970-an. Menurut cerita, Kuchisake-onna dulunya adalah seorang wanita cantik, seringkali digambarkan sebagai istri atau selir seorang samurai. Namun, setelah diketahui berselingkuh, suaminya yang marah mengiris mulutnya dari telinga ke telinga sambil berkata, “Sekarang siapa yang akan menganggapmu cantik?” Sejak saat itu, arwahnya gentayangan, mencari pembalasan dengan cara yang menyeramkan.

Penampakan dan Ciri-ciri

Kuchisake-onna biasanya digambarkan mengenakan masker medis, yang umum di Jepang, terutama di musim dingin atau ketika seseorang sakit. Wanita ini juga sering mengenakan pakaian panjang yang bisa berupa jas hujan atau kimono modern. Penampilannya yang tampak biasa sering kali menipu orang-orang yang berpapasan dengannya di jalanan sepi.

Ciri khas paling menyeramkannya adalah wajahnya yang terluka parah. Di balik maskernya, mulutnya teriris lebar hingga ke kedua telinga, memperlihatkan deretan gigi tajam. Dengan luka mengerikan ini, Kuchisake-onna sering menakut-nakuti korbannya dengan pertanyaan, “Watashi, kirei?” yang berarti, “Apakah aku cantik?”

Pertanyaan Maut: “Apakah Aku Cantik?”

Jika seorang korban menjawab “ya,” Kuchisake-onna akan membuka maskernya, memperlihatkan mulut robeknya, dan mengulang pertanyaannya dengan nada lebih menyeramkan. Jika korban masih menjawab “ya,” ia akan membunuh korban dengan cara mengiris mulut mereka hingga sama dengan dirinya. Namun, jika korban menjawab “tidak,” Kuchisake-onna akan segera membunuh mereka dengan seketika.

Namun, ada beberapa cara untuk menyelamatkan diri dari Kuchisake-onna. Salah satunya adalah dengan memberikan jawaban ambigu, seperti “biasa saja” atau “cukup-cukup saja.” Ini akan membuatnya bingung, memberi korban kesempatan untuk melarikan diri. Alternatif lainnya adalah dengan melemparkan permen atau benda-benda kecil ke arahnya, yang dipercaya bisa mengalihkan perhatiannya dan memberi waktu untuk kabur.

Makna dan Pengaruh dalam Budaya Populer

Kuchisake-onna bukan sekadar cerita hantu yang menakutkan, tetapi juga mencerminkan kecemasan sosial yang lebih dalam di Jepang. Kisah ini bisa dilihat sebagai peringatan tentang obsesi terhadap kecantikan dan tekanan sosial yang dirasakan banyak orang, terutama wanita.

Dalam budaya populer, Kuchisake-onna telah diadaptasi dalam berbagai film horor, manga, dan acara televisi. Beberapa film seperti “Carved: The Slit-Mouthed Woman” (2007) mengambil inspirasi langsung dari legenda ini, memperkenalkan karakter Kuchisake-onna kepada penonton di seluruh dunia.

Kesimpulan

Kuchisake-onna adalah salah satu legenda urban paling terkenal dari Jepang, mencampurkan horor supernatural dengan kritik sosial. Meski cerita ini menakutkan, pesan di baliknya mengenai kecantikan, penampilan, dan balas dendam tetap relevan hingga saat ini. Seperti halnya banyak legenda urban, Kuchisake-onna terus bertahan, menjadi bagian integral dari mitologi modern Jepang yang menghantui masyarakat dengan cerita-ceritanya yang tak terlupakan.